"Selamat Datang di Website Darma Giri Budaya"

rss

Sabtu, 26 Juni 2010

Selamat Datang Di Darma Giri Budaya


Selamat datang di website kami  Darma Giri Budaya




Website ini kami buat supaya kita bisa mengenal lebih jauh sanggar
tari Darma Giri Budaya. Sanggar tari ini bertempat di padepokan Darma
Giri Budaya di desa Pokoh Kelurahan Wonoboyo Kec Wonogiri. Sanggar tari
adalah sanggar tari yang telah mengikuti berbagai event tingkat Nasional
dan banyak event event dalam tingkat Jawa Tengah, dll.





























 









Event SIPA
2010
























16 JULI
2010


















































1. Prosesi Pembukaan SIPA 2010








2. Margo Budhoyo




Magelang, Jawa Tengah


3. Volkstanzgruppe Markt Allhau Buchschachen


:


Austria


4. Payung Hitam


:


Bandung, Jawa Barat


5. Universitas Malaysia
Sabah


:


Malaysia.


6. Warisan Budaya Seni Melayu


:


Bangka Belitung


7. Seni Sumedang


:


Sumedang, Jawa Barat



























17 JULI 2010


















































1. Teater Lungit


:


Solo, Jawa Tengah


2. Seni Pemerintah Provinsi Bali




Bali


3. Oxana Chi


:


Jerman


4. Sanggar Fitria dan Padepokan Kalang
Kamuning


:


Bandung, Jawa Barat


5. Jiyu Luay


:


Kutai, Kalimantan


6. Malang Dance


:


Malang, Jawa Timur


7. Timor
Leste


:


Timor Leste



























18 JULI 2010



















































:


Wonogiri, Jawa Tengah


2. Lambangsari




Jepang


3. Ngurah Sudibya


:


Bali


4. Universitas Negeri Medan


:


Medan, Sumatra
Utara


5. Tari Tradisional


:


India


6. Chinese Opera Institute


:


Singapore


7. Pring Serentet


:


Banyumas, Jawa Tengah










Video Kethek Ogleng

Video Reog Mini

Video Kuda Kepang

Video Mburu Manuk

Video Reog 2007

Video Kucingan

Video Badhutan

Kamis, 24 Juni 2010

Download


Kucingan


















Berawal dari saya sangat prihatin sekali melihat
kondisi kesenian rakyat di daerah Wonogiri yang sebenarnya sangatlah potensi, menarik
dan atraktif sekali, tetapi seakan-akan belum pernah adanya suatu pembinaan
dari lembaga seni, instansi kebudayaan dan bahkan juga belum pernah terjamah
atau tersentuh oleh para seniman, mahasiswa seni serta para alumnus seni yang
berada di Kabupaten Wonogiri. Salah sutu bentuk kesenian rakyat tersebut adalah
adalah
kesenian rakyat kucingan.


        Bahwa
kesenian rakyat kucingan sebenarnya berasal dari Kabupaten Ponorogo, karena
daerah Kabupaten Ponorogo dengan Kabupaten Wonogiri sangat berdekatan, maka tidak
heran kalau kesenian rakyat kucingan bisa hidup dan berkembang di daerah
Wonogiri. Suatu contoh grup kesenian rakyat kucingan yang berada di daerah  dusun Rejo Sari, desa Ngadirojo Kidul,
Kecamatan Ngadirojo yang sampai sekarang masih eksis sering mengadakan
pelatihan serta juga sering pentas : diantaranya event-event penting Hari Jadi
Kabupaten Wonogiri, HUT Kemerdekaan R I, pentas ditempat orang punya hajat dan
di acara kegiatan lainnya. ( wawancara pimpinan grup kesenian rakyat kucingan
Bpk Wakimin didusun Rejosari, desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo ).


       
Keaslian kesenian kucingan ini dalam sajiannya hanya terdapat 2 ( dua )
tokoh yaitu kucingan ( kepalanya dadak merak ) itu sendiri yang bentuknya
seperti dadak merak tetapi tidak menggunakan merak  dan tokoh ganongan, dan property yang
sering  dipakai untuk atraksi adalah
meja, bambu panjang dan tali atau tambang besar ( dadung ). Saya sering
mengpresiasi kesenian kucingan ini, tapi sajiannya sangatlah sederhana sekali
dan masih pertunjukan mbarangan sekali, meskipun sajiannya sederhana dan
monoton, tetapi ada sengatan – sengatan yang justru membikin saya tertarik
yaitu saat permainan naik meja, naik bambu yang panjangnya sekitar 6 – 8 m,
kemudian tambang besar diikatkan pada kedua bambu panjang tersebut, sedangkan
alat musik atau instrumennya adalah sama seperti kesenian reog ponorogo yaitu
kendang, ketipung, ketuk dua, angklung dua, gong lalu terompet, dan ada warna
musiknya yang sangat dominan adalah 
suara / vocal penyenggak dengan menirukan suara macan atau
kucingan.   


        
Oleh karena keunikan dan kelugasan dari kesenian kucingan tersebut,  saya sangat tertarik sekali untuk menggarap
dan mengemas dalam bentuk kemasan tari yaitu tarian dalam bentuk kelompok,
yaitu 2 tokoh kucingan dan 3 ganongan. Menurut saya kesenian kucingan tersebut
dalam pertujukannya mempunyai suatu daya tarik 
dan keunikan tersendiri serta atraktif sekali,  maka perlu adanya penggarapan dan penataan baik
gerak tari, suasana dan garap musiknya supaya terkesan indah dan menarik
apabila ditonton. Sebab sajian pementasannya 
dengan waktu yang padat dan pendek.

Kuda Kepang

Tari kuda kepang ini merupakan salah satu bentuk kesenian rakyat yang masih berkembang dengan bentuk yang beragam di kabupaten Wonogiri,Jawa Tengah.Kisahnya menceritakan pasukan prajurit berkuda dari Raja Prabu Klono Sewandono yang sedang bergladi atau berlatih perang untuk mempersiapkan diri melawan musuh.
Tari kuda kepang ini mengekspresikan gerak-gerik sekelompok pasukan berkuda.Dalam tarian ini terlintas ungkapan kelincahan,kabersamaan,semangat,ketrampilan dan atraktif.
Iringannya menggunakan campuran instrument gamelan jawa dan gamelan reog,alat perkusi tradisional dan penggarapan olah vocal yang tetap menghadirkan rasa dan nuansa kerakyatan.

Mburu Manuk


















        Banyak
sekali bentuk kegiatan anak-anak yang sering dilakukan sewaktu pulang dari
sekolah atau masa liburan,contohnya kegiatan mancing,mlintheng
manuk,nulup,mandi di sungai dan masih banyak lagi bentuk kegiatan yang lainnya.
Dan saya sering sekali melihat bentuk kegiatan tersebut,salah satunya “ nulup
“, tetapi nulup manuk.


      
Berawal dari sering melihat kegiatan tersebut dan punya daya tarik serta
keunikan yang menarik,saya mempunyai gagasan untuk menggarap dan mengemas ke
dalam bentuk tarian,dan yang lebih unik lagi adalah nulup manuk. Bahannya
tulupnya terbuat dari bambu kecil dan tanah liat sebagai alat untuk nulup.


      
Dari gagasan dan ispirasi yang kuat,saya akan mencoba menggarap dan
mengemas ke dalam bentuk tarian yaitu tari tradisional,dengan nuansa
kekanakan,kecerian dan keluguan dari si bocah dengan membawa senjata tulup dan
manuk atau burung sebagai sasaran dari si bocah tersebut.













Keceriaan,kegembiraan,kesenangan anak-anak yang lugas dalam melakukan
kegiatan yang mereka sangat sukai. Dalam hal ini saya mencoba menggarap serta
mengemas kelincahan,ketrampilan dan ketrengginasan si bocah dalam memburu manuk
yang mereka sayangi dan senangi.


       Mereka memburu tidak untuk
dibunuh dan dimakan,tetapi dari hasil buruan tersebut akhirnya dipelihara dan
dirawat dirumah. Dan hasil dari buruan tersebut bisa untuk hiburan dirumah.















Badhutan


















Kami
pernah mengadakan pembinaan dan apresiasi pada salah bentuk Kesenian Rakyat
yang ada di desa Nggunan Daerah Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri,
kesenian itu adalah kesenian Srandul, ( kesenian Srandul di  desa Nggunan ini sudah jarang sekali tampil /
pentas bisa dikata hampir  “ mati “ ).
Kesenian Srandul tersebut bercerita dan banyak sekali tokoh pemainnya
diantaranya ada tokoh Raden Gayong, Raden Semut Rambut, Raden Jalak Ireng,
Emban, Badut dan masih banyak sekali tokoh / peran lainnya.


Berawal
dari kegiatan tersebut  kami sangat
tertarik  sekali untuk menggarapnya pada
bentuk Kemasan Tari. Ketertarikan kami adalah pada salah satu tokoh / peran
yang berkarakter santai, lugas, ceria, gecul dan mbanyol ( dialog lucu ) yaitu
Tokoh Badut,  dan sesekali  mbanyolannya tersebut bisa mentertawakan
penonton. Bentuk Riasnya hampir sama dengan rias penthul tembem, dan Busanapun
sangat sederhana sekali. Iringannya menggunakan gamelan Jawa Slendro / Pelog
dan terbang atau rebana dengan bentuk garap iringan yang sangat sederhana serta
monoton.


Dalam
cerita tersebut, Badut merupakan abdi / batur dari Raden Gayong, yang  pekerjaannya adalah tukang bersih-bersih /
nyapu latar, angon sapi atau kambing, petani dan selalu mengikuti dimana
perginya Raden Gayong.


Karena
ketertarikan pada tokoh si Badut tersebut, kami mempunyai “ Ide “  untuk mengekspresikan,  menggarapnya dan mengemas pethilan dari salah
satu pertunjukan kesenian Srandul, yaitu pethilan tari Badutan dalam bentuk
Kemasan Tari  berkelomopok. Menurut kami
kesenian Srandul pada pethilan tari Badutan tersebut mempunyai daya tarik yang
kuat sekali apa bila digarap dan dikemas.
















Tari Badutan ini merupakan
salah satu bentuk pethilan kesenian rakyat dari kesenian Srandul,  bentuk kesenian ini sudah jarang sekali
tampil atau pentas di masyarakat sekitarnya, juga di daerah   Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kisahnya
menceritakan seorang abdi / batur ( pembantu ), yang kesehariannya bekerja
menyapu latar, menimba air, motong rumput di kebun, angon hewan piaraan dan
tani.


Tari Badutan ini mengekspresikan tokoh karakter
dengan gecul atau lucu. Dalam tarian ini terlintas ungkapan kelincahan,
kabersamaan, semangat kerja, kelucuan, dan sedikit mbanyol.


Iringannya menggunakan instrument gamelan jawa
slendro dan pelog, alat perkusi tradisional dan penggarapan olah vocal yang
tetap menghadirkan rasa dan nuansa kerakyatan.


Kethek Ogleng








           Kethek
Ogleng merupakan salah satu bentuk kesenian rakyat yang masih berkembang dengan
bentuk yang beragam di kabupaten wonogiri jawa tengah. kisahnya menceritakan
seekor kera jelmaan raden gunung sari dalam cerita panji dalam upaya mencari
dewi sekartaji yang menghilang dari istana.untuk mengelabuhi penduduk agar
bebas keluar masuk desa dan hutan,maka raden gunung sari menjelma jadi seekor
kera putih yang lincah dan lucu.


     
Tari Kethek Ogleng ini dalam mengekspresikannya menggambarkan gerak-gerik
sekelompok kera putih.dalam tarian ini terlintas ungkapan
kelincahan,kebersamaan,semangat,kelucuan dan atraktif.


      
Iringannya menggunakan instrumen gamelan jawa,alat perkusi tradisional
dan penggaran olah vokal yang tetap menghadirkan rasa dan nuansa kerakyatan
.




Senin, 21 Juni 2010

Foto Kamboja